I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Kabupaten
Malang khususnya Batu (Jawa Timur) merupakan salah satu sentra produksi apel di
Indonesia.Di daerah tersebut tanaman apel mulai diusahakan petani sejak tahun
1950,dan pada tahun 1960 tanaman ini mulai berkembang pesat sejak ditemukannyateknik
budidaya dan pembuahan apel.Selain Batu (Jawa Timur),daerah-daerah yang banyak ditanami apel antara
lain kayu mas(Situbondo JawaTimur),Tawangmangu (Jawa Tengah), Nongkojajar (Pasuruan-Jawa Timur)Soelarso,(1997). Buah apel pada umumnya dikonsumsi sebagai buah segar, tetapi buah apel termasuk jenis buah
yang mudah rusak seperti mudah menjadi lunak (melepuh karena sinar matahari dan
memar) bercak-bercak dan mudah busuk sehingga perlu adanya penanganan
pascapanen yang sederhana (sortasi,grading,pengepakan,dan penyimpanan dalam
gudang) makatingkat kerusakannya cukup tinggi.Untuk mengatasi hal tersebut
dapat dilakukan dengan pengolahan buah segarmenjadi produk olahan seperti
merupakan jenang,jeli,sari buah, selai,buah kalengan, keripik dan cuka apel.
(Pantastico,1989).
1.2. Tujuan Praktek
Kerja Lapang
Mengetahui dan
mempelajari proses PembuatanCuka Apel di PT.Kusuma Dinasasri Wisata Jaya Batu.
1.3.Manfaat Praktek Kerja Lapang
Kegiatan dari hasil Praktek Kerja
Lapang ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan informasi bagi
masyarakat luas serta sebagai bekal praktis bagi mahasiswa yang akan memasuki
dunia kerja.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Apel
Soelarso,
(1997) menyatakan bahwa apel mempunyai bahasa latin(Malus sylvestris mill),merupakan tanaman tahunan yang berasal dari
daerah subtropics.Di Indonesia apel telah ditanam sejak tahun 1934,dan dapat
berbuah dengan baik.Tanaman apel mempunyai sistematika sebagai berikut:
Divisio :Spermathophyta
Subdivisio :Agiospermae
Klas :Dicotyledonae
Ordo :Rosales
Genus :Malus
Species :Malus Sylvestris Mill
Soelarso, (1997) menyatakan ada
beberapa jenis apel yang baik dikembangkan di Indonesia yaitu:
1. Rome Beauty
Bentuk buah :Globose
Bobot buah : ± 169,11 gr/buah
Warna buah : Hijau kemerah-merahan
PTT/asam(% cita rasa) : 30,94(segar)
Vit C mg/100 : 3,58
|
|
Aroam : Lemah
2.Manalagi
Bentuk buah : Flat
Bobot buah : ±145,50 gr/buah
Warfna buah : Hijau kekuning-kuningan
PTT/asam(% cita rasa) : 54,82(manis)
Vit C mg/100 gr : 7,43
Kadar air : 84,05%
Produksi : ± 15 kg/pohon
Aroma : kuat
3.Anna
Bentuk buah : Long conical
Bobot buah : ±130,5 gr/buah
Warfna buah : Merah tua
PTT/asam(% cita rasa) : 27,18(segar manis masam)
Vit C mg/100 gr :
8,18
Kadar air : 84,12%
Produksi : ± 10 kg/pohon
Aroma : kuat
|
Bentuk buah : conical
Bobot buah : ±175 gr/buah
Warna buah : Hijau berbintik-bintik
PTT/asam(% cita rasa) : 22,20(segar agak asam)
Vit C mg/100 gr :
6,78
Kadar air : 86,35 %
Produksi : ± 15kg/pohon
Aroma : kuat
5.Wanglin/Lali jiwo
Bentuk buah : Globose conical
Bobot buah : ±150 gr/buah
Warna buah : Hijau berbintik kecoklatan
PTT/asam(% cita rasa) : 50,82(manis renyah)
Vit C mg/100 gr :
7,23
Kadar air : 85 %
Produksi : ± 15 kg/pohon
Aroma : kuat
Disamping lima jenis apel
ungul diatas ada beberapa varietas
harapan antara lain:
|
Bentuk buah : Globose
Bobot buah : ±125 gr/buah
Warna buah : Kuning kemerah-merahan
PTT/asam(% cita rasa) : 25,57(segar)
Vit C mg/100 gr :
7,46
Kadar air : 84,56 %
Produksi : ± 6 kg/pohon
Aroma : kuat
7. Sweet caroline
Bentuk buah : Flat
Bobot buah : ±125,50 gr/buah
Warna buah : Kuning kehijauan
PTT/asam(% cita rasa) : 78,0 (manis)
Vit C mg/100
gr : 8,40
Kadar air : 84,11 %
Produksi : ± 6 kg/pohon
8.Jonathan
Bentuk buah : Shot globose,conical
Bobot buah :±131,35 gr/buah
Warna buah : Merah tua
|
Vit C mg/100 gr :12,98
Kadar air : 83,85 %
Produksi : ± 6,5 kg/pohon
2.2. Kandungan Gizi Buah Apel
Apel diketahui mengandung
beberapa vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi manusia setiap 100 gram
daging buah apel segar yang berdiameter 5-7 cm banyak mengandung gizi
antara lain Kalsium, Fosfor, Besi, Kalium, Karbohidrat, Lemak, Protein, Niacin,
Riboflavin, Vitamin A, VitaminB1, Vitamin B2, dan Vitamin C. Buah apel varietas Rome Beauty yang dipetik pada
umur 120-135 hari mempunyai mutu yang
baik, karena mempunyai
diameter 71,42 mm warna merah 45%,Padatan Terlarut
Total (PPT) 12,02%/100 gram,
kadar asam 0,47%/100 gram, kadar
vitamin C 11,42 mg/100 gram daging buah
apel segar, kadar air 83,39%/100
gram,dan mempunyai cita rasa agak
masam sampai seimbang antara manis dan masam
(Soelarso,1997).
|
Umur(hari)
|
Fruktosa
|
Glukosa
|
Sukrosa
|
79
86
93
100
107
144
121
128
|
38
33,4
34,5
38,0
42,0
4,0
48,1
43,1
|
21,47
16,7
11,8
18,3
29,1
37,2
64,4
63,6
|
4,4
3,8
3,1
19,3
22,5
45,4
61,7
65,6
|
Sumber: Soelarso (1997)
2.3.Panen dan Pascapanen
Waktu pemungutan buah yang
tepat sangat penting untuk diketahui oleh penanaman apel.Disamping berdasarkan
umur buah dari berbunga,tanda-tanda
fisik atau penampak pada buah
penting untuk diperhatikan (Pantastico,1989).
Pemungutan buah yang paling
tepat adalah pada tingkat masak fisiologis(ripening),yaitu bila buah sesudah
dipanen mempunyai kemampuan untuk masak normal.Buah apel dapat dipanen pada
umur 4-5 bulan setelah bunga mekar ,tergantung pada varietas dan iklim pada
musim hujan dan tempat lebih tinggi,umur buah lebih panjang(Pantastico,1989).
Umur simpan buah apel sangat
bervariasi.Faktor-faktor seperti daerah penghasil,cara budidaya,iklim, tingkat
kematangan dan cara-cara penanganan serta penyimpanan sangat
mempengaruhiumur simpan.Terutama tingkat kematangan buah sangat penting
karena umur simpan yang maksimal hanya dapat dicapai apabila buah yang akan
disimpan cukup matang (Pantastico, 1989).
|
Cuka adalah minuman hasil fermentasi buah apel segar. Melalui fermentasi
alkohol yang diikuti dengan fermentasi asetat, kandungan nutrisi buah apel
menjadi bertambah kaya, terutama enzim dan asam amino yang memberikan khasiat
penyembuhan (Anonim, 2008).
Cuka apel merupakan sumber
serat larut palingbaik, bebas kolesterol dan lemak, serta mengandung natrium.
Kandungan pektinnya juga efektif menekan kolesterol jahat penyumbat pembuluh
darah (LDL) dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Cocok diminum panas
atau dingin (Anonim, 2008)
2.5. Bahan-Bahan Untuk Pembuatan Cuka Apel
1. Air
Air yaitu zat gizi yang tidak dapat ditinggalkan dalam
kehidupan sehari-hari digunakan dalam jumlah besar baik dalam bahan makanan
maupun tubuh manusia dibandingkan dengan zat gizi lainnya. Berdasarkan tubuh
hamper 70% tubuh manusia terdiri dari air. Di dalam bahan makanan,air merupakan
komponen terpenting yang dapat mempengaruhi kenampakan,tekstur, serta cita rasa
makanan(Winarno, 1989).Air untuk industri pangan setidaknya harus memenuhi
standard mutu yang diperlukan untuk air minum pada kebutuhan
sehari-hari(Suharjo,1989).
|
Rasa manis adalah ciri gula yang paling banyak di kenal penggunanya dalam
industri pangan. Gula terlibat dalam pengawet dan pembuatan aneka ragam
produk-produk makanan.
Beberapa diantaranya di jumpai termasuk selai,jeli,marmalade sari buah,paket
sirup buah-buahan bergula,umbi dan kulit,buah-buahan beku dalam bentuk sirup
acar manis susu kental manis dan madu. Gula sendiri mampu memberi stabilitas
mikroorganisme.Pada suatu produk makanan jika diberi konsentrasi yang
cukup.Daya larut yang tinggi dari gula serta kemampuannya mengurangi
keseimbangan relative (ERH) dan mengikat ion-ion adalah sifat-sifat yang
menyebabkan gula dipakai dalam pengawetan bahan pangan.(Winarno, 1992).
3.Ragi (Yeast)
Ragi atau yeast (Saccharomyces
cerevisiae) berfungsi dalam pembuatan roti dan bir, karena Saccharomyces
bersifat fermentatif (melakukan fermentasi, yaitu memecah glukosa menjadi
karbon dioksida dan alkohol) kuat. Namun, dengan adanya oksigen, Saccharomyces
juga dapat melakukan respirasi yaitu mengoksidasi gula menjadi karbon dioksida
dan air (Anonim, 2008).
2.6. Peralatan Untuk Pembuatan cuka Apel
Pisau, Timbangan, Kain Saring, Baskom, Panic, Gallon atau Guci, Kompor
gas. Sendok Pengaduk.
|
2.7.1. Pencucian
Pencucian
dilakukan untuk membebaskan dari kotoran
yang melekat pada buah(Santoso,1995).Adanya kotoran yang melekat pada buah
dapat mempengaruhi jalannya proses pengolahan sehingga tidak langsung sebagaimana
mestinya,hal ini dapat mempengaruhi kualitas produk akhirnya(Anonim,2008).
2.7.2.Pemotongan
Apel yang sudah bersih di potong-potong.Di PT. Kusuma Dinasasri Wisata
Jaya menggunakan pisau yang telah disediakan. Tujuan dari pemotongan ini untuk
mempercepat proses perebusan. Selain itu pemotongan juga berfungsi untuk
mempermudah pemisahan daging dari sari buah yang akan digunakan untuk pembuatan
cuka(Anonim, 2008)
2.7.3. Perebusan
Perebusan bertujuan
untuk melunakkan atau melayukan
jaringan bahan, menonaktifkan enzim dalam bahan, menurunkan
jumlah mikroba yang hidup pada
buah apel. Serta menghilangkan
getah dan kotoran yang terkandung
dalam buah apel. (Kumalaningsih. 2002).
2.7.4. Penyaringan
Sari buah yang diperoleh biasanya masih mengandung partikel
padat.Sehingga perlu dihilangkan agar mendapatkan sari buah yang
jernih.Penghilangan dapat dilakukan dengan penyaringan. Pemisahan dengan
didiamkan beberapa waktu akan terjadi pengendapan padat karena adanya gaya
gravitasi partikel padat, kemudian dapat diambil bagian jernihnya. Selain itu,
penyaringan dapat dilakukan dengan menggunakan kain atau kertas saring (Anonim,
2008).
|
Tahap ini dilakukan untuk mengkondisikan agar sari buah lebih awet. Untuk
mempertahankan kualitas dari sari buah yang dibuat maka sari buah tersebut
dapat disimpan pada suhu 40°C. Karena
pada suhu tersebut aktivitas kehidupan mikrobia perusak dapat terhambat pertumbuhannya
(Anonim, 2008)
2.7.6. Fermentasi Alkohol
Proses pengubahan gula menjadi alkohol oleh khamir, nutrisi
yang dibutuhkan oleh khamir untuk melakukan fermentasi harus dipenuhi. Selain
gula dan sebagian Merupakan padatan cider, subtansi yang dinyatakan oleh
keasaman dan abu sangat diperlukan oleh kkhamir.Demikian pula dengan kebutuhan
mineral dalam abu yang penting untuk petumbuhan mikroba.Suhu yang digunakan untuk
fermentasi alkohol adalah 32°C (Anonim, 2008).Pada umumnya mekanisme
pembentukan alkohol dari gula dilaksanakan oleh khamir penghasil alkohol.
Perubahan yang terjadi biasanya dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
C6H12O6 +SacharomycesCerevisiae
= 2C2H5OH + 2CO2
Gula sederhana + khamir = alkohol +
karbondioksida
|
Proses pengubahan alcohol menjadi cuka oleh bacteri, sesudah
fermentasi asetat berjalan sempurna, cuka tidak boleh kontak dengan udara,
sebab cuka dapat teroksidasi lebih lanjut menjadi karbondioksida dan air,
sehingga kadar asam menurun agak lebuh cepatsampai pada suatu kondisiyang tidak
diiginkan. Untuk mengatasi hal ini cuka harus ditempatkan dalam kemasan yang
tertutup rapat dengan isi yang penuh dengan suhu fermentasi 32°C(Anonim, 2008).Pada
umumnya mekanisme pembentukan asam asetat dari alcohol dilaksanakan leh bacteri
penghasil asam cuka. Perubahan yang terjadi biasanya dinyatakan dalam persamaan
sebagai berikut :
C2H5OH + O2+
Acetobacter Aceti = CH3COOH + H2O
Alkohol + Oksigen + Bakteri Cuka = Asam Asetat + Air
2.7.8. Pengemasan.
Pengemasan adalah suatu tempat atau wadah yang digunakan untuk mengemas
suatu produk, yang telah dilengkapi dengan tulisan, label dan keterangan lain
yang menjelaskan isi, kegunaanlain-lainnya yang dirasa perlu disampaikan pada
konsumen. Pengemasan disebut juga
pembungkusan, wadah atau pengepak yang mempunyai peranan penting di dalam
pengawetan bahan pangan. Fungsi pengemasan merupakan salah satu cara dalam
memberikan kondisi sekeliling bagi bahan pangan, dengan demikian membutuhkan
adanya suatu pemikiran dan perhatian yang lebih besar dari pada yang biasanya
diketahui. Bahan pengemasan yang dipergunakan sebagai wadah atau pengemas
produk, baik yang berasal dari logam, maupun bahan lain seperti bermacam-macam
plastik, gelas, kertas, karton dan lain-lain mempunyai fungsi dan peranan yang
sangat penting untuk menjamin dan menyampaikan barang-barang atau produk dari
produsen ke konsumen, agar usaha yang dilakukan dapat terlaksana maka harus
diperhatikan fungsi utama kemasan adalah untuk menjaga produk bahan pangan agar
tetap bersih dan merupakan pelindung terhadap kerusakan fisik, kadar air, dan
cahaya (Susanto, 1994).
|
III. METODOLOGI PRAKTEK KERJA LAPANG
3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini akan dilaksanakan di
PT.Kusuma Dinasasri Wisata Jaya Batu,mulai dari bulan Maret sampai april 2011.
3.2. Metode Pengambilan Data Praktek Kerja Lapang
Praktek kerja lapang berpartisipasi secara langsung dalam semua kegiatan
atau aktivitas pada perusahan yang akan digunakan untuk praktek kerja lapang.
Ada dua jenis data yang ingin diperoleh dalam
kegiatan praktek kerja lapang ini
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh
secara langsung dari sumbernya. Perolehan data primer ini dilakukan dengan
pengamatan secara langsung dokumentasi dan tanya jawab dengan karyawan atau staf
yang ada di PT. Kusuma Dinasasri Wisata Jaya Batu. Beberapa data primer yang
diambil yaitu jenis apel, tingkat kematangan apel, bahan tambahan, diagram
alir, peta proses operasi, proses pembuatan cuka apel, mendapatkan data gambar,
serta data-data lainnya yang berkaitan dengan judul praktek kerja lapang.
Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari beberapa pustaka dan
laporan lainnya yang berkaitan dengan judul praktek kerja lapang
|
IV. Kondisi Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang
4.1. Sejarah Perusahan
PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisata Jaya
yang selanjutnya disebut PT. Kusuma Agrowisata berusaha menciptakan areal
wisata dengan fasilitas hotel dan wisata agro apel, jeruk, agrosayur dan
strawberry.
PT. Kusuma
Dinasasri Wisata Jaya adalah salah satu bentuk wisata yang menonjolkan usaha
pertanian sebagai ciri yang kuat sekaligus dapat menonjolkan fungsinya sebagai
tempat wisata.Usaha ini mulai dirintis menjadi produktif.Usaha ini
mulaidirintis pada awal tahun 1989 dan berusaha merubah tanah yang berbatu
kritis menjadi tanah yang kritis. Dengan mengandalkan teknologi konservasi maka
hamparan tersebut jadi produktif dengan dilakukan penanaman komoditi apel
seluas 10 hektar dan jeruk seluas 2,8 hektar.
4.2. Lokasi Perusahan
PT. Kusuma Dinasasri Wisata Jaya
terletak di desa Ngaglik 0,75 km Batu Malang. Batas wilayah Kusuma agrowisata
sebagai berikut:
Sebelah Utara:
Perkebunan penduduk dengan pemandangan gunung Arjuna
Sebelah Selatan :Perkebunan penduduk
dengan hutan pinus di lereng bukit Panderman
Sebelah Barat :Perekebunan penduduk dengan pemandangan
gunung Semeru
Sebelah Timur:
Perkebunan penduduk, hutan pinus di perbukitan Saruk
|
|
Produk-produk
unggulandari PT. Kusuma dinasasri kusuma Jaya Batu adalah sebagai berikut:
a). Untuk jenis apel segar meliputi
:
Apel Anna, Apel
Wanglin,Apel manalagi, Apel Romebeauty.
b). Untuk jenis jeruk meliputi:Jeruk Jova, Jeruk valensia,
Jeruk keprok, Jeruk Grovery Jeruk Gunung Nambangan
c). Selain dalam bentuk buah segar, pihak Agrowisata juga
mengelola komoditi lain yaitu:Jenang Apel, Sari Apel, sari Strawberry, Jam
apel, Jam Strawberry, Wingko Apel, Cuka Apel, Yougurt.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Bahan Baku
Bahan
baku yang digunakan untuk pembuatan cuka apel adalah buah apel. PT. Kusuma
Dinasasri Wisata Jaya memperoleh buah apel dari pasar yang tidak layak untuk
dikonsumsi. Dalam satu kali produksi bahan baku yang digunakan 3 kg apel akan
menghasilkan 16 liter cuka apel.
-
Jenis Apel
Jenis apel yang digunakan di PT. Kusuma Dinasasri Wisata Jaya untuk
pembuatan cuka adalah apel anna dengan ciri-cirinya sebagai berikut :
·
Rasanya asam agak manis dan sedikit berair.
Daging buah berwarna kuning, mengandung vitamin C.
·
Bentuk buahnya long conical, kulit buahnya
halus, tipis dan berwarna merah tua kombinasi kuning.
- Tingkat Kematangan Buah Apel
Tingkat dimana buah mempunyai
kemampuan untuk menjadi masak normal setelah dipanen. Ciri masak fisiologi buah
adalah ukuran buah terlihat maksimal, aroma mulai terasa, warna buah tampak
cerah dan segar.
5.2 Proses Pembuatan Cuka Apel
1.Pencucian
|
2.
|
Apel yang sudah bersih di potong-potong. Di PT. Kusuma Dinasasri
Wisata Jaya buah apel dipotong dengan cara sederhana yaitu menggunakan pisau
yang telah disediakan. Tujuan dari pemotongan ini untuk mempercepat proses
perebusan. Selain itu pemotongan juga berfungsi untuk mempermudah pemisahan
daging dari sari buah yang akan digunakan untuk pembuatan cuka.
|
3. Perebusan
Perebusan
bertujuan untuk melunakkan
atau melayukan jaringan bahan,
menonaktifkan enzim dalam bahan,
menurunkan jumlah mikroba yang hidup pada buah apel.Suhu yang
digunakan untuk perebusan adalah 90° C selama 45 menit. Serta
menghilangkan getah dan kotoran yang terkandung dalam buah apel.
4. Penyaringan
Sari
buah yang diperoleh biasanya masih mengandung partikel padat.Sehingga perlu
dihilangkan agar mendapatkan sari buah yang jernih.Penghilangan dapat dilakukan
dengan penyaringan. Pemisahan dengan didiamkan
beberapa waktu akan terjadi pengendapan padat karena adanya gaya
gravitasi partikel padat, kemudian dapat diambil bagian jernihnya. Selain itu,
penyaringan dapat dilakukan dengan menggunakan kain atau kertas saring.
|
Tahap ini dilakukan untuk mengkondisikan agar sari
buah lebih awet. Untuk mempertahankan kualitas dari sari buah yang dibuat maka
sari buah tersebut harus didinginkan sampai suhunya turun menjadisuhu 40°C. Karena pada suhu tersebut aktivitas
kehidupan mikrobia perusak dapat terhambat pertumbuhannya.
6. Fermentasi Alkohol
Untuk fermentasi gula menjadialkohol di
tambahkan ragi (Sacharomyces cerevisiae)
sebanyak 20 gram untuk 16 liter sari apel.Larutan taruh dalam wadah (galon)
yang tutupnya telah di modifikasi sehingga terdapat selang yang dihubungkan ke
wadah yang berisi air untuk pernapasan mikroba.Dengan suhu fermentasi 32°C.Diamkan
selama 2 minggu sampai semua gula praktis diubah menjadi alkohol dan karbondioksida.Pada
umumnya mekanisme pembentukan alkohol dari gula dilaksanakan oleh khamir
penghasil alkohol. Perubahan yang terjadi biasanya dinyatakan dalam persamaan
sebagai berikut :
C6H12O6 + Sacharomyces cerevisiae 2C2H5OH
+ 2CO2
Gula sederhana + khamir alkohol
+ karbondioksida
|
Untuk fermentasi alkohol menjadi cuka
ditambahkan bakteri (Acetobacter aceti)
sebanyak 500 ml ke dalam larutan dalam galon. Dengan suhu fermentasi 32° C. Diamkan
selama 2 minggu sampai alkohol turun menjadi 0,008% dengan pH 3,5 %. Produk
tersebut siap dikonsumsi. Perubahan yang terjadi biasanya dinyatakan dalam
persamaan sebagai berikut :
C2H5OH +
O2 + Acetobacter aceti CH3COOH + H2O
Alkohol + Oksigen + Bakteri
Cuka Asam Asetat + Air
8. Pembotolan
Setelah cuka selesai difermentasi, maka selanjutnya
dilakukan pembotolan. Botol yang akan digunakan terlebih dahulu dicuci bersih
kemudian dixsterilkan agar didapatkan kondisi yang bebas dari pertumbuhan
mikroba. Pengisian cuka di PT. Kusuma Dinasasri Wisata Jaya Batu dilakukan
secara manual.Berat atau ukuranvolume cuka yang dikemas dengan ukuran 325 ml.
|
Dikemas
Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan
Cuka Apel
|
Dicuci dalam baskom
Dipotong kecil - kecil
Direbus dengan suhu 90°C selama 45 menit
|
Didinginkan
suhu turun menjadi 40° C
Fermentasi alkohol dengan suhu 32° C
selama 2 minggu
Fermentasi
asetat dengan suhu 32° C selama 2 minggu
Cuka Apel
Dikemas dalam botol kaca berukuran 325 ml
Keterangan:
Mengambarkan Aktivitas
Proses
Mengambarkan Proses
Penyimpanan
Mengambarkan Suatu Kegiatan
Operasi Terjadi
Gambar 2.Peta Proses Operasi Pembuatan Cuka
Apel.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.1.1. Proses Pembuatan
Cuka Apel di PT. Kusuma Dinasasri Wisata Jaya adalah sebagai berikut:
1.
Pencucian
2.
Pemotongan
3.
Perebusan
4.
Penyaringan
5.
Pendinginan
6.
Fermentasi Alkohol
7.
Fermentasi Asetat
8.
Pembotolan
5.2. Saran
Dari hasil Praktek
Kerja Lapang Penulis menyarankan bahwa:
Perusahan PT. Kusuma
Dinasasri Wisata Jaya, khusunya bagian Klinik Agribisnis dan Agrowisata (KAA),
Untuk mempertahankan kualitas cuka apel yang baik maka harus diperhatikan
proses yaitu dari proses pengolahan sampai dengan produk akhir yang dihasilkan.
|
DAFTAR PUSTAKA
diakses tanggal 13/02/11.
Anonim. 2008. Khamir.
http://permimalang. Wordpress.Com/2008/06/09.Diakses tanggal21 juni 2011.
Desroiser,Norman W. 2008. Teknologi Pengawetan Pangan. Edisi
Ketiga (terj : Muchji, M) UI- Press Jakarta.
Furia.
1980. Bahan Tambahan Pangan. Cetakan
I. Trubus Agriwidya. Ungaran
Kumalaningsih.,
S. 2002. Teknologi Pangan. Jawa Pos
Surabaya.
Nazaruddin dan Fauziah,M.1996.Buah Komersial.Penebar Swadaya.Jakarta.
Pantastico.1989.Fisiologi Pasca Panen,Penaganan dan Pemanfaatan Buah-Buahan dan sayur sayuran Tropika dan Subtropika.Diterjemahkan oleh Kamaryani.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
Rianto.2005.Personal
Commonication..
Susanto T,dan Nyoman Sucipta.1994.Teknologi
Pengemasan Bahan Makanan CV.Family.Blitar.
Susanto,T.1997.Pengantar Pengolahan Hasil Pertanian.Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.Malang.
Satuhu,S.1996.Penanganan Dan Pengelolaan Buah.Penebar
Swadaya.Jakarta.
Soelarso,R
Bambang 1997.Budidaya Apel.Kanisius.Yogyakarta.
Suharjo. L.J. 1989. Pangan dan Gizi Pertanian. (Terjemahan) UI.Press. Jakarta.
Soesarsono,W.1976.Penyimpanan Buah-Buahan,Sayur-sayuran Dan
Bunga Bungaan.Departemen Teknologi Hasil Pertanian.IPB.Bogor
Winarno.F.G.
1989.Pangan dan Gizi. PT.
Gramedia. Jakarta.
|
|
Buah
Apel
Proses Perebusan
Proses
Pendinginan Proses Fermentasi
Alkohol
|
Proses Pembotolan
ini observasi langsung?
BalasHapusini observasi langsung?
BalasHapus